Kamis, 04 Desember 2008

My Lovelly Papua, My Pitty goverment

Entah berapa lagi ironi yang akan terjadi ditanah kelahiran ku, papua. tanah yang selama ini selalu ku banggakan sebagai ksmpung halamanku, meskipun orang bilang aku bukan dari ras negroid seperti penduduk asli Papua, tidak seperti Vero, Melianus, Ian dan teman-teman ku lainnya. tanah kelahiran adalah tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. tidak ada salahnya kan kalau aku mengaku kalau aku adalah orang Papua? jadi, tidak salah juga kalau akupun merasa teriris-iris saat tahu tanah kelahiranku susah, sesak berantakan dengan kekotoran dunia politik dan ketidak teraturan yang ada.

Sudah banyak isu-isu negative yang bertebaran tentang pemisahan diri Papua dari NKRI. pemerintah terus mengusahakan berbagai cara agar itu tidak terjadi. tapi sepertinya pemerintah kita ini kelimpungan, mereka dengan serta merta melimpahkan kebijakan-kebijakan tentang penanganan masalah di Papua ini tanpa ada Mekanisme yang tertata rapih.
kekacauan itu tampak jelas didepan mata.

selama bertahun-tahun papua, yang dulunya bernama Irian jaya, menjadi wilayah yang benar-benar terujung dalam segala hal. walaupun semua orang akan menyadari keberadaanya saat menyanyikan lagu "dari sabang sampai merauke", biarpun mereka akan mengaiatnya saat mengenal puncak gunung tertinggi itu ada di jayawijaya, saat mereka mempelajari tentang perjuangan trikora... Tapi setelah itu, yang mereka lihat hanyalah sebuah pulau tertimur yang serba terbelakang. yang mereka tahu hanya bahwa. Papua itu adalah daerah penuh dengan hutan lebat, dengan jalan-jalan yang kecil, tanpa Mall, tanpa Traffic Light dan hanya dihuni oleh warga yang hanya menggunakan koteka dan Salli.
Ironis, ternyata mereka lebih sempit pikirannya untuk seorang dengan pikiran merdeka yang seharusnya tergerak untuk merubah pendapat mereka.

hasilnya saat ini dimana setiap sudut sudah mengkoar-koarkan tentang demokrasi, dimana semua orang ingin merdeka, barulah pemerintah kelabakan mencari cara untuk mengikat pulau burung ini. Langkah awal mereka adalah Otonomi Khusus. Tapi, sepertinya mereka salah strategi, otonimi khusus diberikan namun SDMnya ...........nol. selama ini pembinaan SDM baru sebatas pembinaan bagi yang mampu (matriel) bukan yang mau. sehingga saat Otonomi khusus itu di koarkan dan seharusnya putra-putra daerah yang menjalankannya, mereka ternyata belum siap. karena tidak di persiapkan sebelumnya.

Lalu jika seperti itu, siapa yang salah?, ketika pemerintahaan daerah di papua seperti hilang kendali saat diberikan kekuasaan ini. mereka seperti seekor kuda yang kuat dan gagah perkasa yang selama ini hanya terikat dan terkurung, lalu di lepaskan begitu saja ke tempat yang luas. segagah apapun ia, dan sekuat apa dia akan tetap kebingungan dalam berjalan, ia hanya kan mereka-reka kearah mana ia harus mencari makan dan ke arah mana untuk mencari jalan keluar.

PR untuk Pemerintah NKRI masih panjang, untuk mempertahankan kesejahteraan yang baru dibangun ini, agar sang kuda yang gagah perkasa ini, tetap menjadi kuda terkuat dan tercantik yang pernah ada, karena itu yang seharusnya.

(Bersambung,,,,,,,,,)


Jumat, 14 November 2008

Rencana Mutu Pembelajaran . materi Kuliah Creative Teaching and Learning

SILABUS MATA KULIAH

Program Studi : Psikologi

Kode Mata Kuliah : MKK 405502

Nama Mata Kuliah : Creative Teaching & Learning

Jumlah SKS : Dua

Mata Kuliah Pra Syarat :

Deskripsi Mata Kuliah :

Proses pembelajaran bukan merupakan suatu hal yang sederhana karena melibatkan berbagai hal yang saling terkait. Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya tergantung pada metode belajar mengajar atau materi saja, namun juga proses pendewasaan peserta didik. Tidak jarang, proses pembelajaran hanya menggunakan metode yang monoton yang membuat peserta didik tidak menjadi tergugah untuk belajar. Mata kuliah ini mencoba menawarkan solusinya karena mengenalkan pada prinsip-prinsip pengajaran; strategi pengajaran; desain pengajaran; interkasi pengajaran yang edukatif; pengelolaan kelas yang efektif; sumber belajar dalam pengajaran; pengenalan model pembelajaran yang menyenangkan: prinsip-prinsip Quantum Learning; faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar: gaya belajar; memori; kiat mencatat dan menulis; berpikir logis & kreatif; serta mengenalkan cara mengelola kelas yang kreatif.

Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pembelajaran yang kreatif sehingga dapat tercipta image baru tentang proses belajar mengajar yaitu proses belajar mengajar merupakan peristiwa yang menyenangkan

Kompetensi Dasar

Indikator

Pengalaman Pembelajaran

Materi Ajar

Waktu

Alat/Bahan Sumber Belajar

Penilaian

Mengindentifikasi prinsip-prinsip pengajaran

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan subjek pengajaran

2. Menjelaskan prinsip-prinsip pengajaran

1. Mengkaji masalah subjek pengajaran

2. Mengkaji dan mendiskusikan prinsip-prinsip pengajaran

1. Subjek Pengajaran: guru dan peserta didik

2. Prinsip-prinsip pengajaran: aktivitas, motivasi, individualitas, lingkungan, konsentrasi, kebebasan, peragaan, kerjasama dan persaingan, apersepsi, korelasi, efisiensi dan efektivitas, globalitas, permainan dan hiburan

100’

OHP, LCD, Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kuis

Memahami strategi pengajaran

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan pengertian tentang strategi pengajaran
  2. Menjelaskan pengelompokan strategi pengajaran.
  3. Menjelaskan salah satu model strategi pengajaran : CBSA.

1. mengkaji dan mendiskusikan pengertian tentang strategi pengajaran.

2. mengkaji dan mendiskusikan pengelompokan strategi pengajaran

3.mengkaji dan mendiskusikan salah satu model strategi pengajaran: CBSA

1. pengertian tentang strategi pengajaran.

2. pengelompokan strategi pengajaran.

3. strategi pengajaran model CBSA

100’

OHP, LCD, Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kuis

Memahami desain pengajaran

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan pengertian tentang desain
  2. menjelaskan pengertian tentang pengajaran
  3. menjelaskan tentang desain pengajaran
  4. menjelaskan tentang beberapa pola pengajaran
  5. menjelaskan tentang komponen dalam desain pengajaran

1. mengkaji dan mendiskusikan tentang pengertian desain

2. mengkaji dan mendiskusikan pengertian tentang pengajaran.

3. mengkaji dan mendiskusikan tentang desain pengajaran

4. mengkaji dan mendiskusikan tentang beberapa pola pengajaran

5. menjelaskan tentang komponen pengajaran.

1. pengertian desain.

2. pengertian pengajaran.

3. pengertian tentang desain pengajaran.

4. pola-pola pengajaran

5. komponen desain pengajaran.

100’

OHP, LCD, Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kuis

Memahami interaksi pengajaran yang edukatif

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan unsur-unsur dalam pengajaran: normative dan teknis
  2. Menjelaskan gambaran interaksi yang edukatif
  3. Menjelaskan faktor-faktor di dalam interaksi.

1. mengkaji dan mendiskusikan tentang unsur-unsur dalam pengajaran: normative dan teknis

2. mengkaji dan menjelaskan tentang interaksi yang edukatif

3. mengkaji dan menjelaskan tentang foktor-faktor dalam interaksi.

1. unsur normative dan teknis dalam interaksi pengajaran yang edukatif

2. penjabaran tentang interaksi yang edukatif

3. faktor-faktor yang terdapat dalam interaksi

100’

OHP, LCD, Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kuis

Memahami pengelolaan kelas yang efektif

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan tentang latar belakang pemikiran pengelolaan kelas yang efektif.
  2. menjelaskan perbedaan ataupun persamaan antara pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran.
  3. menjelaskan masalah pengelolaan kelas.
  4. menjelaskan usaha-usaha preventif dalam pengelolaan kelas.
  5. menjelaskan tentang adminsitrasi teknis.
  6. menjelaskan beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas.
  7. menjelaskan hambatan yang mungkin muncul di dalam mengelola kelas.

1. mengkaji dan mendiskusikan landasan berpikir tentang pengelolaan kelas yang efektif.

2. mengkaji dan mendiskusikan tentang perbedaan dan persamaan antara mengelola kelas dengan mengelola pengajaran.

3. mengkaji dan mendiskusikan tentang masalah-masalah yang timbul seputar pengelolaan kelas.

4. mengkaji dan mendiskusikan usaha-usaha preventif dalam mengelola kelas.

5. mengkaji dan mendiskusikan tentang administrasi teknis.

6. mengkaji dan mendiskusikan beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas.

7. mengkaji dan mendiskusikan hambatan yang mungkin timbul di dalam mengelola kelas.

8.merancang model kelas yang efektif.

1. landasan berpikir tentang pengelolaan kelas yang efektif

2. perbedaan dan persamaan antara pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran

3. masalah-masalah pengelolaan kelas

4. usaha preventif dalam pengelolaan kelas

5. administrasi teknis

6. pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas

7. hambatan dalam pengelolaan ke


RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

Nama Dosen : Wiwien Dinar Pratisti, Dra. MSi

Prgram Studi : Psikologi

Kode Mata Kuliah :

Nama Mata Kuliah : Creative Teaching & Learning

Jumlah SKS : Dua

Kelas/Semester :

Pertemuan : Pertama

Alokasi Waktu : 100 menit

I. Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pembelajaran yang kreatif sehingga dapat tercipta image baru tentang proses belajar mengajar yaitu proses belajar mengajar merupakan peristiwa yang menyenangkan

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengindentifikasi prinsip-prinsip pengajaran

III. Indikator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan subjek pengajaran

2. Menjelaskan prinsip-prinsip pengajaran

IV. Materi Ajar :

1. Subjek Pengajaran: guru dan peserta didik

2. Prinsip-prinsip pengajaran: aktivitas, motivasi, individualitas, lingkungan, konsentrasi, kebebasan, peragaan, kerjasama dan persaingan, apersepsi, korelasi, efisiensi dan efektivitas, globalitas, permainan dan hiburan

V. Metode/Strategi Pembelajaran : Diskusi Kelompok dan ceramah

VI. Tahap Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal :

Dosen membuka pelajaran dan menjelaskan tentang subjek pengajaran serta prinsip-prinsip pengajaran

B. Kegiatan Inti :

- Dosen membagi mahasiswa menjadi tiga kelompok,

- Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan materi yang telah ditentukan dosen.

- Mahasiswa membuat laporan hasil diskusi kelompok

- Masing-masing kelompok presentasi dalam diskusi kelas

- Dosen memberi komentar dan arahan hasil diskusi

C. Kegiatan Akhir :

Dosen membuat beberapa pertanyaan untuk kuis

VII. Alat/Bahan/Sumber Balajar :

A. Alat/Media : OHP, LCD, Laptop

B. Bahan/Sumber Belajar : Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

VIII. Penilaian :

A. Teknik dan instrument penilaian :

1. Keaktifan dan sumbangan materi dalam diskusi (Akt)

2. Hasil Kuis (Kuis)

B. Kriteria Penilaian :

Akt + Kuis

2


RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

Nama Dosen : Wiwien Dinar Pratisti, Dra. MSi

Prgram Studi : Psikologi

Kode Mata Kuliah :

Nama Mata Kuliah : Creative Teaching & Learning

Jumlah SKS : Dua

Kelas/Semester :

Pertemuan : Kedua

Alokasi Waktu : 100 menit

I. Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pembelajaran yang kreatif sehingga dapat tercipta image baru tentang proses belajar mengajar yaitu proses belajar mengajar merupakan peristiwa yang menyenangkan

II. Kompetensi Dasar :

1. Memahami strategi pengajaran

III. Indikator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1.Menjelaskan pengertian tentang strategi pengajaran

2. Menjelaskan pengelompokan strategi pengajaran.

3. Menjelaskan salah satu model strategi pengajaran : CBSA.

IV. Materi Ajar :

1. pengertian tentang strategi pengajaran.

2. pengelompokan strategi pengajaran.

3. strategi pengajaran model CBSA

V. Metode/Strategi Pembelajaran : Diskusi Kelompok dan ceramah

VI. Tahap Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal :

Dosen membuka pelajaran

B. Kegiatan Inti :

- Dosen menjelaskan tentang strategi pengajaran, pengelompokan strategi pengajaran; dan stratei pengajaran model CBSA

- Dosen membuka kesempatan untuk Tanya jawab

D. Kegiatan Akhir :

Dosen membuat beberapa pertanyaan kuis

VII. Alat/Bahan/Sumber Balajar :

A. Alat/Media : OHP, LCD, Laptop

B. Bahan/Sumber Belajar :

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

VIII. Penilaian :

VI. Teknik dan instrument penilaian :

1.Keaktifan dan sumbangan materi dalam diskusi (Akt)

2.Hasil Kuis (Kuis)

B. Kriteria Penilaian : Hasil kuis

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

Nama Dosen : Wiwien Dinar Pratisti, Dra. MSi

Prgram Studi : Psikologi

Kode Mata Kuliah :

Nama Mata Kuliah : Creative Teaching & Learning

Jumlah SKS : Dua

Kelas/Semester :

Pertemuan : Ketiga

Alokasi Waktu : 100 menit

I. Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pembelajaran yang kreatif sehingga dapat tercipta image baru tentang proses belajar mengajar yaitu proses belajar mengajar merupakan peristiwa yang menyenangkan

II. Kompetensi Dasar :

1. Memahami desain pengajaran

III. Indikator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian tentang desain

2. Menjelaskan pengertian tentang pengajaran

3. Menjelaskan tentang desain pengajaran

4. Menjelaskan tentang beberapa pola pengajaran

5. Menjelaskan tentang komponen dalam desain pengajaran

IV.Materi Ajar :

1. pengertian desain.

2. pengertian pengajaran.

3. pengertian tentang desain pengajaran.

4. pola-pola pengajaran

5. komponen dalam desain pengajaran

V. Metode/Strategi Pembelajaran : Diskusi dan ceramah

VI. Tahap Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal :

Dosen membuka pelajaran

B. Kegiatan Inti :

- Dosen menjelaskan tentang pengertian desain, pengajaran, desain pengajaran, pola-pola pengajaran serta komponen dalam desain pengajaran,

- Dosen membuka kesempatan untuk Tanya jawab

C. Kegiatan Akhir :

Dosen membuat beberapa pertanyaan untuk kuis

- Alat/Bahan/Sumber Balajar :

A. Alat/Media : OHP, LCD, Laptop

B. Bahan/Sumber Belajar :

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

VIII. Penilaian :

A. Teknik dan instrument penilaian :

a. Hasil Kuis (Kuis)

B. Kriteria Penilaian : Hasil kuis

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

Nama Dosen : Wiwien Dinar Pratisti, Dra. MSi

Prgram Studi : Psikologi

Kode Mata Kuliah :

Nama Mata Kuliah : Creative Teaching & Learning

Jumlah SKS : Dua

Kelas/Semester :

Pertemuan : Keempat

Alokasi Waktu : 100 menit

I.Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip pembelajaran yang kreatif sehingga dapat tercipta image baru tentang proses belajar mengajar yaitu proses belajar mengajar merupakan peristiwa yang menyenangkan

II.Kompetensi Dasar :

Memahami interaksi pengajaran yang edukatif

III. Indikator :

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

  1. Menjelaskan unsur-unsur dalam pengajaran yang edukatif: normative dan teknis
  2. Menjelaskan gambaran interaksi yang edukatif
  3. Menjelaskan faktor-faktor di dalam interaksi.

IV.Materi Ajar :

1. unsur normative dan teknis dalam interaksi pengajaran yang edukatif

2. penjabaran tentang interaksi yang edukatif

3. faktor-faktor yang terdapat dalam interaksi

V.Metode/Strategi Pembelajaran : Diskusi Kelompok dan ceramah

VI. Tahap Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal :

Dosen membuka pelajaran

B. Kegiatan Inti :

- Dosen membagi mahasiswa menjadi dua kelompok,

- Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan materi yang telah ditentukan dosen.

- Mahasiswa membuat laporan hasil diskusi kelompok

- Masing-masing kelompok presentasi dalam diskusi kelas

- Dosen memberi komentar dan arahan hasil diskusi

  1. Kegiatan Akhir :

Dosen membuat beberapa pertanyaan untuk kuis

VII.Alat/Bahan/Sumber Balajar :

A. Alat/Media : OHP, LCD, Laptop, kertas plano

B. Bahan/Sumber Belajar :

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

VIII. Penilaian :

A.Teknik dan instrument penilaian :

1. Keaktifan dan sumbangan materi dalam diskusi (Akt)

b. Hasil Kuis (Kuis)

B. Kriteria Penilaian :

Akt + Kuis

2

Selasa, 02 September 2008

Dapat gelar seperti ini....MALUNYA AKU...

Hutan Indonesia mengalami krisis yang sangat parah. Buku rekor dunia edisi tahun 2008 memasukkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penghancuran hutan tercepat diantara negara-negara yang memiliki 90% dari sisa hutan di dunia. Dalam Setiap jamnya hutan Indonesia telah hancur dalam luasan 300 kali luas lapangan sepak bola.

Akibat besarnya laju kerusakan hutan tersebut, Indonesia telah kehilangan ¾ bagian dari luas kawasan hutan alamnya (sekitar 72%) dan dari jumlah tersebut 40%-nya telah hilang.

Penyebab terjadinya kerusakan hutan yang “Maha Dahsyat” ini adalah : Kegiatan penebangan hutan skala besar oleh perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk industri kertas, Kebakaran hutan, praktek-praktek penebangan ilegal, serta perluasan perkebunan kelapa sawit.

Pengundulan hutan telah menyumbang 1/5 dari jumlah keseluruhan emisi gas rumah kaca yang mendorong terjadinya perubahan iklim dunia, yang akan menyebabkan kekeringan berkepanjangan, banjir yang meluas serta tenggelamnya pulau-pulau akibat kenaikan permukaan air laut.

Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di Dunia dalam emisi gas karbonioksida setelah Amerika Serikat dan Cina, Akibat penggundulan hutan, pengeringan ekosistem gambut dan kebakaran hutan.

Hutan gambut yang merupakan cadangan penyimpan karbon yang sangat besar. Sayangnya saat ini hutan gambut mengalamai ancaman yang sangat serius karena perluasan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan dunia yang besar akan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit digunakan sebagai salah satu bahan penting dalam industri makanan, kosmetika dan bahan bakar nabati.

Greenpeace mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk segera menyelamatkan hutan-hutan yang tersisa di Indonesia dengan menuntut pemerintah untuk :

1. Segera menerapkan penghentian sementara (moratorium) atas seluruh kegiatan konversi hutan termasuk pembalakan dan pengeringan lahan gambut
2. Merehabilitasi lahan gambut yang rusak dengan menanam tumbuhan yang alami.
3. Menghentikan kebakaran hutan dan lahan gambut
4. Mencabut semua ijin konsesi HPH di Indonesia
5. Menghentikan konversi lahan hutan untuk keperluan perkebunan kelapa sawit dan industri kertas di Indonesia


Sumber: http://www.greenpeace.org/seasia/id/forest-defenders-indonesia

Jumat, 06 Juni 2008

Konsep Percaya Diri Wanita Masa Kini (Kosmetika)

Wanita selalu dilambangkan dengan kecantikan, suatu predikat yang membuat wanita merasa dirinya diakui sebagai wanita seutuhnya. Karena hal itu mereka akan melakukan apa pun untuk mencapai predikat tersebut.

Kecantikan memiliki banyak pengertian dari berbagai sudut pandang. Sehingga kecantikan tidak hanya dapat dinilai atau dilihat dari satu sisi saja namun harus dari berbagai sisi. Namun sebagian orang, khususnya wanita mengartikan kecantikan secara lahiriyah. Karena penilaian awal pada seseorang di mulai dari penampilan fisik luar.

Seperti yang sudah dikemukakan diatas bahwa wanita akan merasa dihargai dan diakuai jika dia dinilai cantik. Perasaan ingin dihargai dan diakui ini merupakan parasaan yang wajar bagi seorang individu. Murray (lih. Crider,dkk., 1983) mengemukakan salah satu kebutuhan manusia adalah Exhibition Need dimana seseorang ingin menampilkan dirinya secara menonjol sehingga di lihat keberadaanya dan diakui (Pengantar Psikologi Umum.,Pror.Dr.Bimowalgito., hal:231).

Di akui atau tidaknya seorang wanita dalam segi kecantikan sangat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Bagaimana dia bersikap terhadap lingkungannya ditentukan juga dari bagai mana lingkungan menyikapinya. Lagi-lagi penampilan fisik dan kecantikan menjadi hal utama yang mempengaruhi persepsi lingkungan terhadap seorang wanita.

Anggapan bahwa mereka cantik atau tidak adalah salah satu factor yang mempengaruhi tingkat percaya diri wanita. Hasil penelitian “The Real Truth About Asian Beauty” menunjukan bahwa hanya 3 persen wanita Asia yang berani menyatakan dirinya cantik dan hanya 1 persen wanita Indonesia yang menyatakan dirinya cantik (SriwijayaPost, Minggu 17 Juli 2005, Hal: 16). Hasil penelitian tersebut menggali beberapa aspek kehidupan tentang wanita dan kaitannya dengan kecantikan. Termasuk diantaranya definisi tentang kecantikan yang dimiliki, beserta dampaknya terhadap kepercayaan diri, dan pengaruh media massa dan iklan dalam membentuk persepsi kecantikan di masyarakat.

“ Dari segi psikologis, apa yang di ungkapkan oleh para wanita didalam penelitian ini secara tidak langsung mengartikan bahwa wanita ingin merasa cantik dengan segala keunikannya yang mereka miliki. Namun dikarenakan adanya stereotyping yang sudah mengakar didalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya kecantikan wanita itu dilihat, in menjadi sebuah tantangan.” Kata Dra. Ratih Anjani Ibrahim S.Psi, MM (Sriwijaya Post,Minggu 17 Juli 2005, hal: 16).

Dari pemaparan diatas jelas sudah bagaimana kecantikan atau penampilan fisik itu mempengaruhi rasa percayadiri. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (www.e-psikologi.com).

Untuk menimbulkan rasa percaya diri tersebut, salah satu caranya yaitu usaha dalam mempercantik diri. Berbagai hal pun dilakukan. Menggunakan kosmetik adalah salah satu cara untuk mempercantik diri mereka. Pada dasarnya kosmetik di gunakan untuk mempercantik diri.

Mempercantik diri berarti membuat diri menjadi cantik, dari yang tidak cantik menjadi cantik. Kosmetik selain digunakan untuk merawat kecantikan yang sudah ada, juga di gunakan untuk menutupi kekurangan yang ada pada penampilan fisik seorang wanita yang membuat mereka tidak percaya diri(Digital Libarary Of ITB: www.digilib.itb.ac.id). Lagi-lagi kecantikan menjadi menjadi tolak ukur suatu rasa percaya diri.

Namun ternyata tidak semua wanita berpandapat seperti itu. Yayasan Jurnal Perempuan pernah melakukan penelitian pada 100 remaja putri di Jakarta mengenai "Remaja Putri Melek Media". Penelitian menunjukkan hampir sebagian besar responden menyatakan tidak setuju dengan konsep cantik seperti yang digambarkan oleh media, yaitu kurus, tinggi, langsing, dan berambut lurus. Tentu hal ini agak melegakan karena ternyata cewek-cewek itu cukup cerdik, memiliki prinsip sehingga tidak begitu saja terbawa arus konsep "cantik" seperti yang digambarkan media. Namun, ketika pertanyaan lebih lanjut mengenai mengapa menggunakan produk kosmetik tertentu (83 responden), hanya 7 orang yang menekankan pada fungsi produk kosmetik (membersihkan kotoran debu dan menghindari iritasi kulit). Selebihnya menggunakan kosmetik untuk alasan kecantikan (memutihkan dan menghaluskan kulit, biar cantik, segar, dan wangi) (blogspot.com).

Penelitian di atas menunjukan bahwa usaha mempercantik diri secara fisik tetap dilakukan oleh para wanita untuk menunjang rasa percaya dirinya,meskipun mereka tidak menganggap kecantikan semata-mata secara fisik.

Mahasiswi pun tidak mau ketinggalan dalam usahanya mempercantik diri mereka. Banyak cara dalam usahanya untuk menunjang penampilannya dan rasa percaya dirinya. Dalam penelitian Yuli Noor Hidayati (2003)tentang imitasi dalam membeli produk kosmetik sebagai variabel bebas dan rasa percaya diri sebagai variabel terikat yang mana populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi psikologi angkatan 2000 dengan sampelnya diambil menggunakan purposive sampling yang jumlah sampelnya 68 orang. Data diperoleh dari penyebaran angket imitasi dalam membeli produk kosmetik dan angket rasa percaya diri. Adapun analisa datanya menggunakan korelasi product moment.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan negative yang sangat signifikan antara kecenderungan imitasi dalam membeli produk kosmetik dengan rasa percaya diri dengan ( r = -0, 448 ). Sementara sumbangan imitasi terhadap rasa percaya diri sebesar 20,1 % dan sisanya 79,9 % dari faktor lain.( Undergraduate Theses from JIPTUMM; Digital Libarary of ITB : www.digilib.itb.ac.id)

Dari penelitian diatas terlihat bahwa banyak usaha yang dilakukan mahasiswi untuk mempercantik diri guna menunjang rasa percayadirinya.

Minggu, 18 Mei 2008

Bayi & Stres

Karena belum bisa berbicara maka bayi mengekspresikannya melalui tangisan. Sayangnya, tak semua ibu mengenali tanda-tanda stres pada bayinya.

Jika tak segera diatasi dikhawatirkan stres akan berdampak secara spikologis hingga si kecil Anda beranjak dewasa. Apa tanda-tanda bayi yang mengalami stres? Apa penyebab dan bagaimana mengatasinya?

Tanda-tanda si kecil stres

  • Jadi lebih rewel
    Sebagai ibu, Anda tentu memahami makna tangisan si kecil. Coba perhatikan, apakah frekuensi dan intensitas tangisan lebih sering dari biasanya? Jika biasanya selama tidur ia tidak pernah menangis kecuali ngompol atau haus, kini tiap malam ia menjadi rewel tanpa sebab. Bisa jadi si kecil Anda mengalami stres.

  • Tidur gelisah
    Perhatikan tidur si kecil, apakah tidurnya tenang atau terlihat gelisah. Selain gelisah, bisa jadi ia tiba-tiba terbangun dan menangis tapi bukan karena popoknya basah atau waktunya minum susu.

  • Berat badan turun
    Susah makan dan tidak mau minum susu. Kemudian secara bertahap berat badannya akan menurun.
  • Tampak murung dan tidak ceria
    Ketika diajak bermain dan berkomunikasi anak seolah enggan merespon dan seperti bersikap 'dingin'. Gayanyapun tidak ceria seperti biasa.
  • Tidak mau lepas/ ditinggal
    Biasanya si kecil tak bermasalah jika ibunya tak ada disisnya untuk beberaa saat. Tapi kini tiba-tiba ia selalu ingin berada di sisi Anda dan menangis jika Anda pergi sebentar dari sisinya.

Kenali penyebabnya & solusi
Stres yang dialami bayi disebabkan karena berbagai hal. Semakin dini mengetahui penyebab, semakin mudah penanganannya

· Rasa sakit dan tidak nyaman yang dirasakan oleh si kecil bisa menjadi pemicu stres. Bila orang dewasa dengan mudah mengeluhkan apa yang dirasakan, maka bayi belum bisa melakukannya dan akan menunjukkannya lewat tangisan. Jika pelukan Anda tidak bisa menenangkannya, segera bawa dia ke dokter.
Cuaca yang tidak mendukung, misalnya udara terlalu dingin atau terlalu panas. Segera atasi ketidaknyamanan tersebut dan pahami kebutuhannya. Misalnya tambahkan selimut jika ia kedinginan dan nyalakan AC/ kipas angin jika suhu terlalu panas.

· Merasa tidak nyaman dengan kondisi sekitarnya juga bisa membuat si kecil stres. Misalnya, pergantian pengasuh baru. Jika memang faktor penyebabnya adalah perawatan pengasuh yang memang tidak nyaman, tidak ada jalan lain kecuali menggantinya.

· Suasana rumah yang terlalu ramai kerapkali membuat si kecil merasa tidak tenang beristirahat. Mulai sekarang cobalah menciptakan kondisi rumah yang menyenangkan dan tenang bagi si kecil.

· Si kecil merasa diabaikan. Misalnya Anda terlalu sibuk dengan urusan lain sehingga sering meninggalkan si kecil tidur atau bermain sendirian. Jika Anda ibu bekerja, maka atur waktu sebaik mungkin bagi si kecil Anda agar ia tidak merasa kesepian.

Sourse: http://www.conectique.com/tips_solution/parenting/health/article.php?article_id=4965&_page=1