Jumat, 06 Juni 2008

Konsep Percaya Diri Wanita Masa Kini (Kosmetika)

Wanita selalu dilambangkan dengan kecantikan, suatu predikat yang membuat wanita merasa dirinya diakui sebagai wanita seutuhnya. Karena hal itu mereka akan melakukan apa pun untuk mencapai predikat tersebut.

Kecantikan memiliki banyak pengertian dari berbagai sudut pandang. Sehingga kecantikan tidak hanya dapat dinilai atau dilihat dari satu sisi saja namun harus dari berbagai sisi. Namun sebagian orang, khususnya wanita mengartikan kecantikan secara lahiriyah. Karena penilaian awal pada seseorang di mulai dari penampilan fisik luar.

Seperti yang sudah dikemukakan diatas bahwa wanita akan merasa dihargai dan diakuai jika dia dinilai cantik. Perasaan ingin dihargai dan diakui ini merupakan parasaan yang wajar bagi seorang individu. Murray (lih. Crider,dkk., 1983) mengemukakan salah satu kebutuhan manusia adalah Exhibition Need dimana seseorang ingin menampilkan dirinya secara menonjol sehingga di lihat keberadaanya dan diakui (Pengantar Psikologi Umum.,Pror.Dr.Bimowalgito., hal:231).

Di akui atau tidaknya seorang wanita dalam segi kecantikan sangat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Bagaimana dia bersikap terhadap lingkungannya ditentukan juga dari bagai mana lingkungan menyikapinya. Lagi-lagi penampilan fisik dan kecantikan menjadi hal utama yang mempengaruhi persepsi lingkungan terhadap seorang wanita.

Anggapan bahwa mereka cantik atau tidak adalah salah satu factor yang mempengaruhi tingkat percaya diri wanita. Hasil penelitian “The Real Truth About Asian Beauty” menunjukan bahwa hanya 3 persen wanita Asia yang berani menyatakan dirinya cantik dan hanya 1 persen wanita Indonesia yang menyatakan dirinya cantik (SriwijayaPost, Minggu 17 Juli 2005, Hal: 16). Hasil penelitian tersebut menggali beberapa aspek kehidupan tentang wanita dan kaitannya dengan kecantikan. Termasuk diantaranya definisi tentang kecantikan yang dimiliki, beserta dampaknya terhadap kepercayaan diri, dan pengaruh media massa dan iklan dalam membentuk persepsi kecantikan di masyarakat.

“ Dari segi psikologis, apa yang di ungkapkan oleh para wanita didalam penelitian ini secara tidak langsung mengartikan bahwa wanita ingin merasa cantik dengan segala keunikannya yang mereka miliki. Namun dikarenakan adanya stereotyping yang sudah mengakar didalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya kecantikan wanita itu dilihat, in menjadi sebuah tantangan.” Kata Dra. Ratih Anjani Ibrahim S.Psi, MM (Sriwijaya Post,Minggu 17 Juli 2005, hal: 16).

Dari pemaparan diatas jelas sudah bagaimana kecantikan atau penampilan fisik itu mempengaruhi rasa percayadiri. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (www.e-psikologi.com).

Untuk menimbulkan rasa percaya diri tersebut, salah satu caranya yaitu usaha dalam mempercantik diri. Berbagai hal pun dilakukan. Menggunakan kosmetik adalah salah satu cara untuk mempercantik diri mereka. Pada dasarnya kosmetik di gunakan untuk mempercantik diri.

Mempercantik diri berarti membuat diri menjadi cantik, dari yang tidak cantik menjadi cantik. Kosmetik selain digunakan untuk merawat kecantikan yang sudah ada, juga di gunakan untuk menutupi kekurangan yang ada pada penampilan fisik seorang wanita yang membuat mereka tidak percaya diri(Digital Libarary Of ITB: www.digilib.itb.ac.id). Lagi-lagi kecantikan menjadi menjadi tolak ukur suatu rasa percaya diri.

Namun ternyata tidak semua wanita berpandapat seperti itu. Yayasan Jurnal Perempuan pernah melakukan penelitian pada 100 remaja putri di Jakarta mengenai "Remaja Putri Melek Media". Penelitian menunjukkan hampir sebagian besar responden menyatakan tidak setuju dengan konsep cantik seperti yang digambarkan oleh media, yaitu kurus, tinggi, langsing, dan berambut lurus. Tentu hal ini agak melegakan karena ternyata cewek-cewek itu cukup cerdik, memiliki prinsip sehingga tidak begitu saja terbawa arus konsep "cantik" seperti yang digambarkan media. Namun, ketika pertanyaan lebih lanjut mengenai mengapa menggunakan produk kosmetik tertentu (83 responden), hanya 7 orang yang menekankan pada fungsi produk kosmetik (membersihkan kotoran debu dan menghindari iritasi kulit). Selebihnya menggunakan kosmetik untuk alasan kecantikan (memutihkan dan menghaluskan kulit, biar cantik, segar, dan wangi) (blogspot.com).

Penelitian di atas menunjukan bahwa usaha mempercantik diri secara fisik tetap dilakukan oleh para wanita untuk menunjang rasa percaya dirinya,meskipun mereka tidak menganggap kecantikan semata-mata secara fisik.

Mahasiswi pun tidak mau ketinggalan dalam usahanya mempercantik diri mereka. Banyak cara dalam usahanya untuk menunjang penampilannya dan rasa percaya dirinya. Dalam penelitian Yuli Noor Hidayati (2003)tentang imitasi dalam membeli produk kosmetik sebagai variabel bebas dan rasa percaya diri sebagai variabel terikat yang mana populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi psikologi angkatan 2000 dengan sampelnya diambil menggunakan purposive sampling yang jumlah sampelnya 68 orang. Data diperoleh dari penyebaran angket imitasi dalam membeli produk kosmetik dan angket rasa percaya diri. Adapun analisa datanya menggunakan korelasi product moment.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan negative yang sangat signifikan antara kecenderungan imitasi dalam membeli produk kosmetik dengan rasa percaya diri dengan ( r = -0, 448 ). Sementara sumbangan imitasi terhadap rasa percaya diri sebesar 20,1 % dan sisanya 79,9 % dari faktor lain.( Undergraduate Theses from JIPTUMM; Digital Libarary of ITB : www.digilib.itb.ac.id)

Dari penelitian diatas terlihat bahwa banyak usaha yang dilakukan mahasiswi untuk mempercantik diri guna menunjang rasa percayadirinya.

Tidak ada komentar: