Kamis, 15 Desember 2011

BEKONANG, antara CIU terbaik dan Semangat Penghijauan..(^_^)\

(Erina Rahmajati on Tuesday, November 29, 2011 at 4:51pm On FACEBOOK)
ku tulis sebelum kulupa.
hari ini di awali dengan mengantar teman ku ke Stasiun, memasak di rumah sahabatku. dan berlanjut ke pertemuan dengan seorang kenalan. Mas yoyok.
tujuan pertemuan itu sebenarnya adalah membahas mengenai penelitian seorang Dosenku yang berkaitan dengan bidang NAPZA, dan kebetulan mas yoyok punya Link ke BNK Sukoharjo(badan Narkotika), dan diskusipun dilanjutkan, mengatur schedule pertemuan antara pihak BNK dengan pihak Dosenku.lalu obrolan pun berlanjut ke kegiatan yang hari ini di lakukan olehnya (mas yoyok), beliau mengatakan jika di daerahnya (Bekonang) saat ini sedang berlangsung aksi penanaman pohon yang di lakukan oleh sebuah Kelompok sanggar kesenian. setelah semua perbincangan beres, ia pun menawariku untuk mengikuti atau sekedar melihat kegiatan itu, dan aku pun bersedia.

Bekonang, suatu daerah yang sebenarnya namanya sudah sangat familiar di telingaku, dan juga pastinya beberapa diantara kalian sudah sering mendengar namannya. Yup, hal pertama yang telintas di pikiran ku adalah "CIU Bekonang", yaitu minuman keras tradisional setempat (jika di Papua/Maluku ada Saguer atau Sagero).Mas Yoyok pun sekilas menunjukkan daerah tempat Ciu terkenal itu di buat, tepannya di daerah Sentul, sebelah selatan pasar Bekonang. Image "CIU Bekonang" tadi sudah pasti telah menguasai judgement ku tentang daerah ini. sebuah tempat yang identik dengan minuman keras, pasti juga identik dengan premanisme, Agresifitas, dll.masih sibuk dengan judgement2 itu  tiba2 ditengah jalan kami bertemu dengan Rombongan bapak-bapak dan Ibu-ibu yang mengendarai Sepeda ontel dan juga Becak yang membawa kranjang-kranjang berisi bibit tanaman. Mas Yoyok pun memintaku mengikuti mereka.kami berdua pun mengikuti mereka, hingga sampailah kami kesebuah sekolah dasar.. (Ah lupa aku apa namannya).dan ternyata disana para bapak-bapak dan ibu-ibu tadi menyerahkan beberapa bibit Pohon Daluang. pohon ini merupakan bahan serbuk kayu yang nantinya akan diolah menjadi Kertas Uang.setelah penyerahan itu, rombonganpun kembali menaiki becak dan sepeda mereka, manun kali ini anak-anak/ siswa serta guru-guru SD tersebutpun mengikuti mereka, sambil membawa bibit-bibit tadi.dan kami pun kembali ke Sanggar tempat kegiatan tersebut di pusatkan.

Sanggar tersebut bernama Sanggar sekar Jagad. yang berupa sebuah Rumah pribadi (milik bapak Joko) yang menjadi pusat tempat kegiatan kesenian masyarakat setempat, tepatnya di Dukuh.Kotakan, Kel.Bakalan, Kec Polokarto (pasar Bekonang Kearah selatan). Disanggar tersebut, selain ada rumah milik bapak Joko, ada pula sebuah Pendopo yang berada di halamannya, berisikan Gamelan lengkap dan beberapa wayang. di tempat ini biasanya warga setempat menggunakannya untuk berlatih karawitan, menari, bermusik (kontemporer) dan bahkan kegiatan kemasyarakatan lainnya, dan Saat ini warga yang juga merupakan anggota sanggar tersebut mengadakan aksi penanaman pohon.

Sebenarnya, kegiatan ini merupakan sebuah rangkaian acara yang di prakarsai oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). pada beberapa waktu sebelumnya DNPI telah membuat sebuah film keluarga yang berjudul BUMIKU yang di bintangi oleh Adam Gifari Rhama (11) dan Nada Zharfaina Zuhaira (12) serta para anggota Sanggar Sekar Jagad. Film ini pada intinya menceritakan tentang perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini, kegegalan panen yang beberapa kali melanda daerah Sukoharjo dan jogjakarta di tengarai merupakan akibat dari perubahan iklim tersebut. Film ini sebelumnya telah di luncurkan secara perdana di Grand Indonesia, kamis (10/11) sore dan pada Konfrensi Perubahan tingkat Internasional yang di adakan di Durban, Afrika selatan. Malam ini pun akan di gelar nonton bareng Film BUMIKU di sanggar sekarjagat karena itulah mengapa sanggar sekar jagat di jadikan pusat kegiatan penanaman pohon ini. setelah semua peserta berkumpul kembali di Sanggar, kami semua (peserta, tamu dan para rekan wartawan) disuguhi hidangan nasi kucing yang dibungkus daun pisang, teh Panas dan juga beberapa gorengan sebagai lauk pauk, hemmm,sederhana namun sangat nikmat karena dinikmati bersama-sama. dan pihak DNPI pun memberti beberapa penjelasan mengenai perubahan iklim kepada para siswa Sekolah dasar yang saat itu tengah berkumpul setelah menikmati santap siang tadi.

Acara intipun di lanjutkan, yaitu penanaman Pohon Daluang, atau yang biasa di sebut dengan Jati Londo oleh warga setempat. bibit Daluang ini sendiri didatangkan oleh pihak DNPI dari jawa barat. Saya bersama mas Yoyok lebih dulu menuju ke tempat penanaman pohon, yaitu sebidang tanah yang luasnya sekitar 5x8 meter (aku sedikit bermasalah tentang perkiraan ukuran, semoga benarlah segitu). Kami berjalan kaki kesana bersama dengan rombongan ibu-ibu, dan ternyata ibu-ibu tersebut akan memainkan alat musik "Alu+Lesung" untuk mengiringi prosesi penanaman. sayup-sayup dari arah sanggar terdengar rombongan mulai bergerak menuju lokasi penanaman. mereka berjalan tanpa alas kaki diiringi dengan alunan musik kentongan sambil menyanyikan lagu2 karya mereka sendiri, tentang betapa indah dan damainya hidup di Desa. romobongan  yang terdiri dari anggota sekar jagat, warga setempat, pihak DNPI dan juga para
siswa pun satu persatu mulai memasuki area penanaman, membuka polibag dan menanam bibit demi bibit tersebut. yang membuat unik prosesi ini adalah, semua orang bersuka cita menanam Pohon sambil terus bernyanyi bersama, di iringi alunan Alu+Lesung dan kentongan. mereka bernyanyi dan menari hingga semua bibit tertanam dan mereka pun kembali ke Sanggar.

saatnya beristirahat dan bersiap dengan kegiatan nanti malam, yaitu performance Art dan  pemutaran Film Bumiku. Sayang aku tak dapat menyaksikannya.Bekonang dan sekitarnya, kini judgement ku tentannya mulai terkikis. daerah ini bukan hanya memiliki potensi sebagai penghasil "CIU"  terbaik, tapi juga menyimpan semangat-semangat Luar biasa warganya untuk saling bergotong royong melestarikan keakraban dan kekeluargaan membangun daerahnya.semoga aku bisa terus bergerak dan juga sehat, sehingga masih terus dapat bercengkrama bersama mereka dan berada dalam keakraban lainnya.

#nb: sayang, aku tak bawa kamera yg mumpuni untuk memotret tiap momen yang ada, namun Camera VGA hp ku semoga tetap bisa menggambarkan bagaimana kegiatan ini berlangsung. dan satu lagi, aku salah kostum, karena aku memakai rok dan berpenampilan terlalu "syahdu" untuk kegiatan ini ..yaah, namanya juga dadakan..hohoho
 
becak dan sepeda yang membawa rombongan
penyerahan bibit kepada siswa SD
 
penyerahan bibit kepada siswa SD
Bibit pohon Daluang (Jati Londo)
Bibit pohon Daluang (Jati Londo)
Pendopo Sanggar Sekar Jagad
 
ibu-ibu dan para Eyank Putri menabuh Alu dan lesungnya
 
Rombongan Siswa bertelanjang kaki menuju tempat penanaman Pohon
 
ibu-ibu dan para Eyank Putri menabuh Alu dan lesungnya mengiringi kedatangan rombongan
lesung dan Alu terus bertalu mengiringi penanaman pohon
 
menanam harta masa depan
 
semua bernyanyi dan menari bersama

Minggu, 25 September 2011

Konsep Percaya Diri Wanita Masa Kini (Kosmetika )

Wanita selalu dilambangkan dengan kecantikan, suatu predikat yang membuat wanita merasa dirinya diakui sebagai wanita seutuhnya. Karena hal itu mereka akan melakukan apa pun untuk mencapai predikat tersebut.
Kecantikan memiliki banyak pengertian dari berbagai sudut pandang. Sehingga kecantikan tidak hanya dapat dinilai atau dilihat dari satu sisi saja namun harus dari berbagai sisi. Namun sebagian orang, khususnya wanita mengartikan kecantikan secara lahiriyah. Karena penilaian awal pada seseorang di mulai dari penampilan fisik luar.
Seperti yang sudah dikemukakan diatas bahwa wanita akan merasa dihargai dan diakuai jika dia dinilai cantik. Perasaan ingin dihargai dan diakui ini merupakan parasaan yang wajar bagi seorang individu. Murray (lih. Crider,dkk., 1983) mengemukakan salah satu kebutuhan manusia adalah Exhibition Need dimana seseorang ingin menampilkan dirinya secara menonjol sehingga di lihat keberadaanya dan diakui (Pengantar Psikologi Umum.,Pror.Dr.Bimowalgito., hal:231).
Di akui atau tidaknya seorang wanita dalam segi kecantikan sangat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Bagaimana dia bersikap terhadap lingkungannya ditentukan juga dari bagai mana lingkungan menyikapinya. Lagi-lagi penampilan fisik dan kecantikan menjadi hal utama yang mempengaruhi persepsi lingkungan terhadap seorang wanita.
Anggapan bahwa mereka cantik atau tidak adalah salah satu factor yang mempengaruhi tingkat percaya diri wanita. Hasil penelitian “The Real Truth About Asian Beauty” menunjukan bahwa hanya 3 persen wanita Asia yang berani menyatakan dirinya cantik dan hanya 1 persen wanita Indonesia yang menyatakan dirinya cantik (SriwijayaPost, Minggu 17 Juli 2005, Hal: 16). Hasil penelitian tersebut menggali beberapa aspek kehidupan tentang wanita dan kaitannya dengan kecantikan. Termasuk diantaranya definisi tentang kecantikan yang dimiliki, beserta dampaknya terhadap kepercayaan diri, dan pengaruh media massa dan iklan dalam membentuk persepsi kecantikan di masyarakat.
“ Dari segi psikologis, apa yang di ungkapkan oleh para wanita didalam penelitian ini secara tidak langsung mengartikan bahwa wanita ingin merasa cantik dengan segala keunikannya yang mereka miliki. Namun dikarenakan adanya stereotyping yang sudah mengakar didalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya kecantikan wanita itu dilihat, in menjadi sebuah tantangan.” Kata Dra. Ratih Anjani Ibrahim S.Psi, MM (Sriwijaya Post,Minggu 17 Juli 2005, hal: 16).
Dari pemaparan diatas jelas sudah bagaimana kecantikan atau penampilan fisik itu mempengaruhi rasa percayadiri. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (www.e-psikologi.com).
Untuk menimbulkan rasa percaya diri tersebut, salah satu caranya yaitu usaha dalam mempercantik diri. Berbagai hal pun dilakukan. Menggunakan kosmetik adalah salah satu cara untuk mempercantik diri mereka. Pada dasarnya kosmetik di gunakan untuk mempercantik diri.
Mempercantik diri berarti membuat diri menjadi cantik, dari yang tidak cantik menjadi cantik. Kosmetik selain digunakan untuk merawat kecantikan yang sudah ada, juga di gunakan untuk menutupi kekurangan yang ada pada penampilan fisik seorang wanita yang membuat mereka tidak percaya diri(Digital Libarary Of ITB: www.digilib.itb.ac.id). Lagi-lagi kecantikan menjadi menjadi tolak ukur suatu rasa percaya diri.
Namun ternyata tidak semua wanita berpandapat seperti itu. Yayasan Jurnal Perempuan pernah melakukan penelitian pada 100 remaja putri di Jakarta mengenai "Remaja Putri Melek Media". Penelitian menunjukkan hampir sebagian besar responden menyatakan tidak setuju dengan konsep cantik seperti yang digambarkan oleh media, yaitu kurus, tinggi, langsing, dan berambut lurus. Tentu hal ini agak melegakan karena ternyata cewek-cewek itu cukup cerdik, memiliki prinsip sehingga tidak begitu saja terbawa arus konsep "cantik" seperti yang digambarkan media. Namun, ketika pertanyaan lebih lanjut mengenai mengapa menggunakan produk kosmetik tertentu (83 responden), hanya 7 orang yang menekankan pada fungsi produk kosmetik (membersihkan kotoran debu dan menghindari iritasi kulit). Selebihnya menggunakan kosmetik untuk alasan kecantikan (memutihkan dan menghaluskan kulit, biar cantik, segar, dan wangi) (blogspot.com).
Penelitian di atas menunjukan bahwa usaha mempercantik diri secara fisik tetap dilakukan oleh para wanita untuk menunjang rasa percaya dirinya,meskipun mereka tidak menganggap kecantikan semata-mata secara fisik.
Mahasiswi pun tidak mau ketinggalan dalam usahanya mempercantik diri mereka. Banyak cara dalam usahanya untuk menunjang penampilannya dan rasa percaya dirinya. Dalam penelitian Yuli Noor Hidayati (2003)tentang imitasi dalam membeli produk kosmetik sebagai variabel bebas dan rasa percaya diri sebagai variabel terikat yang mana populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi psikologi angkatan 2000 dengan sampelnya diambil menggunakan purposive sampling yang jumlah sampelnya 68 orang. Data diperoleh dari penyebaran angket imitasi dalam membeli produk kosmetik dan angket rasa percaya diri. Adapun analisa datanya menggunakan korelasi product moment.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan negative yang sangat signifikan antara kecenderungan imitasi dalam membeli produk kosmetik dengan rasa percaya diri dengan ( r = -0, 448 ). Sementara sumbangan imitasi terhadap rasa percaya diri sebesar 20,1 % dan sisanya 79,9 % dari faktor lain.( Undergraduate Theses from JIPTUMM; Digital Libarary of ITB : www.digilib.itb.ac.id)
Dari penelitian diatas terlihat bahwa banyak usaha yang dilakukan mahasiswi untuk mempercantik diri guna menunjang rasa percayadirinya.