Selasa, 13 Mei 2008

Pengaruh Musik Klasik Terhadap Perilaku Tidur Anak yang Mangalami Insomnia

Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun. Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. (http://www.medicastore.com).

Gangguan tidur ini juga terjadi pada anak-anak dimana anak menjadi sulit untuk tidur selain itu pada saat tidur pun anak menjadi gelisah dan sering terbangun. Pada saat siang hari anak akan mudah mengantuk, resah, sulit berkonsentrasi, sulit mengingat gampang tersinggung. Hal ini di karenakan tidur merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memiliki fungsi perbaikan dan homeostatik (mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi normal tubuh) serta penting pula dalam pengaturan suhu dan cadangan energi normal, dank arena tidur yang tidak sempurna inilah sehingga tubuh tidak dapat beristirahat secara total.

Di AS, sekitar 84% anak usia 1-3 tahun memiliki gangguan tidur menetap. Mereka tak bisa segera tidur nyenyak atau kerap terbangun di malam hari. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan penelitian sebuah lembaga kesehatan tahun 2005, 51,3% dari 80 anak usia prasekolah terbukti mengalami gangguan tidur. (dr.Prasanthi : http://feeds.feedburner.com/zoelgebe)

Kelelahan yang di alami oleh anak yang mengalami kesulitan tidur sangatlah berpengaruh pada pola emosinya, seperti resah, gampang tersinggung, malas (karena kelelahan). Keadaan ini juga sudah pasti berpengaruh pada kegiatan sehari-hari anak disekolah maupun dilingkungan.

Anak yang mengalami insomnia sering kali tidak tenang saat akan tidur, anak menjadi cenderung aktif dan bahkan terkadang akan bergerak kesana kemari sehingga orang tua akan kesulitan menidurkan si Anak.

Ada dua fase tidur yang punya peran penting, yakni rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (Non-REM). Istilah pertama lebih dikenal sebagai tidur aktif. Dalam keadaan tidur aktif, tubuh dapat bergerak-gerak, mata bergerak cepat di balik pelupuk, serta detak jantung dan pernapasan tak teratur. Otak juga sangat aktif. Pada bayi dan anak, sel-sel otak tumbuh sangat cepat di fase ini. Inilah yang memengaruhi perbaikan emosi dan kognisi. Bila Anda kerap mendapatkan anak terbangun, mengigau kecil atau tidur lasak (Sunda:motah), ia tengah berada pada fase tidur aktif ini.

Lawan tidur aktif adalah tidur pasif atau tenang (Non-REM). Dalam keadaan begini anak tidur tenang, tanpa gerakan. Sebaliknya, tidur tenang berperan penting dalam aspek pertumbuhan fisik anak. Perbaikan sel tubuh terjadi pada fase ini.
Bayi yang baru lahir biasanya lebih banyak mengalami tidur aktif (REM). Sedangkan anak balita ke atas, tidur aktif hanya menguasai sepertiga waktu tidurnya. Tidur anak yang ideal adalah bila ia mengalami fase tidur ini, namun pada anak dengan gangguan tidur insomnia fase ini hamper tidak dapat dicapai.

Sedangkan penyebab insomnia ini pun sangat beragam. Khususnya pada anak-anak, gangguan tidur ini disebab kan antaralain karena 2 faktor yaitu , fisik dan psikis. Dari factor fisik, anak mengalami diperkirakan gangguan pembesaran tonsil, asma, pencernaan, nyeri kronik (gigi, telinga, otot), dan gangguan-gangguan fisik lainnya. Sedangan faktor psikis dan lingkungan juga punya andil besar. Bergantinya tempat tidur, pindah kamar, cara orang tua mengatur tidur anak, atau berubahnya jadwal aktivitas kesehariannya, serta keadaan stess yang dialami anak.

Hal inilah yang mengakibatkan anak menjadi sulit tidur dan juga gelisah saat tidur.

Saat tidur terjadi perubahan gelombang listrik otak. Jika dalam keadaan siaga (terjaga), frekuensi gelombang otaknya tinggi. Dalam keadaan istirahat dan memejamkan mata, otak mengeluarkan gelombang alfa dengan frekuensi 8 - 13 Hz. Menuju stadium tidur lebih dalam, gelombang otak akan memperlambat diri, menjadi 3-7 Hz. Gelombang ini disebut gelombang theta. Selanjutnya, bila tidur sangat dalam, timbul gelombang delta, 1 - 4 Hz. Menurut beberapa peneliti, semakin banyak gelombang kecil per detiknya, semakin lelap dan tenang tidur seseorang.

Gelombang otak

Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, diukur dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt.

Frekuensi adalah kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz. Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yaitu beta, alfa, theta, dan delta. Jenis atau kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu saat. (http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=11869)

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang ngelamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, misalnya meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin kita hasilkan.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu, mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.

GelombangBeta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Meskipun beta sering kali “menghilang” saat kita memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dan ia di luar diri kita. Bersama dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran.

Beta dengan frekuensi 13 s/d 40 hz :

    • Alam sadar.
    • Kondisi sadar penuh.
    • Waspada, siap siaga.
    • Berpikir logis, daya analitik dan kognitif tinggi.
    • Berfungsinya otak bagian kiri.

Walaupun beta merupakan satu komponen yang sangat penting dalam kondisi kesadaran kita, bila kita beroperasi semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, ketegangan, dan proses berpikir yang tidak focus.

Gelombang Alfa

Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah sadar.

Alpha dengan frekuensi 8 s/d 12 hz :

    • Jembatan antara alam sadar dan alam bawah sadar.
    • Kondisi sadar tanpa beban.
    • Rileks, tenang.
    • Kondisi mental kondusif untuk belajar cepat dan berpikir kreatif.
    • Mulai berfungsinya otak bagian kanan.

Gelombang Theta

Theta adalah gelombang otak pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan.

Theta dengan frekuensi 4 s/d 8 hz :

    • Alam bawah sadar.
    • Kondisi rileksasi yang dalam.
    • Pusat kreatifitas, inspirasi dan intuisi.

Gelombang Delta

Gelombang Delta Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar (unconscious mind). Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik.

Saat seseorang mengalami insomnia gelombang otak tidak dapat mencapai keadaan frekuensi dibawah frekuensi gelombang Beta, sehingga ia tidak dapat merasa tenang saat tidur karena keadaan tidur yang rileks terjadi saat gelombang otak berada pada frekuensi dibawah beta. (Dr.Iskandar Japardi , Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas, Sumatera Utara.)


Musik klasik dan Gelombang otak

Sudargo Grace, seorang musisi dan pendidik menyatakan bahwa musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter bahkan raga manusia. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa musik klasik mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan rendah. Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alpha yang dapat memberikan ketenangan, kenyamanan dan ketentraman (www.klinikmedis.com).

Gordon Shaw dan Frances Rauscher (1993) mengadakan penelitian tentang pengaruh dari music klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart, dan hasil penelitian yang mereka dapatkan yaitu bahwa terdapat pola pada saraf yang berinteraksi secara berurutan, dan ini muncul karena sebelumnya pada suatu bagian dalam otak merespons frekuensi tertentu. Efek Mozart terletak pada ketukan lagu yang seirama dengan irama detak jantung.

Siegel (1999) mengatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak. Hal yang sama dikemukakan Campbell (2001) dalam bukunya ”Efek Mozart” mengatakan musik Barok (Bach, Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/30/..)

"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh".

Campbell pada tahun 2002 dalam bukunya “Efek Mozart”, mengatakan musik romantic seperti ; Schubert, Schuman, Chopin dan Tchaikovsky dapat digunakan untuk meningkatkan perasaan halus (kasih sayang dan simpati). Musik digambarkan sebagai salah satu bentuk murni ekspresi emosi.

1 komentar:

gumuruhsspj mengatakan...

pretty useful...
thanks... izinkan sy memakai konsepnya ya ditulisan lainnya....